SYMPHONY CINTA
DUA DUNIA
“Jutaan kata bisa kau rangkai tuk ungkapkan kerinduanmu..
Ribuan kali kau panjatkan doa
tuk kabulkan inginmu..
Seribu angsa mampu kau cipta tuk
kabulkan satu pintamu..
Ratusan lagu kau lantunkan tuk
damaikan jiwamu..
Puluhan purnama kau biarkan
berlalu..
Belasan tahun habiskan waktumu
tuk menunggu..
Satu hari yang selalu jadi
impimu..
Saat
langit tak lagi jadi batasan jarak kita, saat logika tak lagi jadi batasan rasa
kita, dan saat tak ada batas yang harus membuat kita
berbeda.”
Andai hari itu tak pernah datang...
(Sedang Apa
& Dimana-Sammy S )
***
Kami adalah para Elf yang terbuang. Diutus
turun ke bumi untuk mengutuk umat manusia. Tidak semuanya. Hanya bagi mereka yang ingin menandingi kesempurnaan para Elf,
manusia yang serakah akan kesempurnaan dan terlalu sombong pada diri sendiri..manusia
yang selalu memberi harapan palsu, semunya pantas untuk dimusnahkan.
(Fire-Camp Rock II)
***
Tapi...
ada satu hal yang tak bisa dipungkiri,
Mereka memiliki Sesuatu yang tidak dimiliki para
Elf... sesuatu yang begitu tulus yang terpancar dari mata manusia-manusia itu..
kehangatan yang terasa saat menjabat tangan mereka.. kedamaian yang terpancar
dari setiap lengkung senyum mereka.
Sesuatu yang begitu sulit dijelaskan.. kenyataan yang terasa seperti ilusi.. satu
rasa yang membuat kami lupa..
Rasa ini.. Apakah ini yang mereka sebut CINTA?
Rasa yang mungkin bisa membuat perbedaan itu
hilang untuk sesaat. (More than Words )
***
Senja
saat itu terlalu cepat berlalu..memaksa purnama untuk menghantarkan
Tn.Dark-petua Elf ke hadapan kami. (saund effect :
petir)
Tn.Dark : “Saatnya hampir tiba anak-anakku.
Saat penghancuran bagi manusia-manusia itu sebentar lagi akan tiba.” (Tertawa) “Dua hari lagi, kalian akan pulang kerumah, rumah bagi para Elf. Para tetua Elf akan senang melihat kalian.”
Elf(Maxsi): “apa yang kami lakukan agar kami dapat kembali ke
rumah? Bukankah kami ini sudah dibuang?”
Tn.Dark : “hahaha..
penghancuran itulah yang akan membawa kalian pulang kerumah.”
Elf(Moon): “Ayah, apa maksudmu? Menghancurkan manusia-manusia? Apa
masudmu teman-teman kami?”
Tn.Dark: (tertawa
kecil). “Anakku..” (mengelus kepala Moon)
“Kematian dan kekecewaan manusia-manusia yang kau sebut teman itulah jalanmu untuk pulang
kerumah.”
Elf(Voohs): “Apa tidak ada cara lain? Apa
harus membunuh mereka? Mengapa?Apa salah manusia-manusia itu?”
Tn.Dark: (kesal) “Kalian tidak mau?Apa kalian ingin bilang, kalau kalian sudah jatuh hati pada manusia
yang akan kalian musnahkan itu?! Manusia yang begitu serakah pada kesempurnaan dan membandingkan
diri dengan para Elf! Tidakkah kalian pikir, Kesombongan seperti apa yang membuat mereka mampu menyamai kita?!
Ini adalah penghinaan terbesar!Mereka
yang selalu memberi harapan palsu! Yang terlalu naif dengan Cinta?!Bahkan
kematian mereka pun belum cukup. Mereka harus musnah
dalam 2 hari!” (pergi)
***
Elf(Moon): “Apa yang harus kita lakukan?”
Elf(Voohs): “Membunuh mereka.”
Elf(Maxsi): “Hey!Apa kau yakin dengan perkataanmu itu? Tidakkah kau juga mencintai manusia itu?”
Elf(Moon): “Beginikah cara Elf terhormat
sepertimu membalas rasa cinta? Rasa
yang sangat mulia. Beginikah Voohs?” (menatap mata Voohs)
Elf(Voohs): “Apa Elf pernah diajarkan untuk
saling menghargai? Cinta? Pantaskah manusia dicintai?” (membalikkan badannya) “Berkacalah. Apa kau lupa siapa kita?” (beranjak pergi)
Elf(Moon): “Apa maksudmu? Kau yang harusnya
berkaca! Apa kau
tak merasa
menyakiti perasaan orang yang kau cintai? Apa semua ini hanya ilusi bagimu?
Semudah itukah kau akan membunuhnya?”
Elf(Voohs): (berhenti) “Kuharap ini hanya ilusi. Lebih baik membunuhnya
sekarang sebelum terlalu banyak kenangan yang tercipta. Kupikir akan
menyakitkan jika melihat mereka mati perlahan, menua, sakit dan mati
mengenaskan. Sedang kita? Masih terlalu abadi untuk merasakan apa itu
kematian.” (pergi )
Elf(Maxsi): “Mungkin
Voohs benar.” (pergi)
(Moon)
Jantungku seakan berhenti. Voosh benar. Tapi aku juga benar. Kuharap ini juga
ilusi. Terlalu sulit untuk kuterima… membunuhnya, atau membiarkannya mati
perlahan..tanpa satupun cinta yang akan selalu nyata. Tidakkah ada pilihan lain
selain kematian? Sejauh inikah perbedaan Elf dan Manusia? (when you say you love me-Johs Groban)
***
Dua Hari
berlalu begitu cepat..
Voohs duduk diam.
Digenggamnya sebuah pisau. Terus diperhatikannya Sun(manusia) yang dicintainya
tertawa dan melambai dari kejauhan padanya. Dibiarkannya Sun
menghampirinya-memberinya waktu untuk mengenang tawa itu sekali lagi.
Tn.Dark melihat dari kejauhan..tersenyum
jahat dan penuh kemenangan.
Sun datang menghampiri Voohs. Voosh ragu
dan hendak pergi. Tn.Dark yang melihat keraguan itu menghampiri Voohs. (saund effect: petir)
Tn.Dark: “Voohs! Apa yang
kau ragukan? Selesaikan sekarang! Sekarang!
Sun: “Ada apa ini Voosh?”
(terkejut dan melihat Voohs) (Aku harus Jujur-Krispatih)
Voosh langsung menusuk
perut Sun & Sun pun meninggal.
Tn.Dark: (tersenyum puas) “Bagus Voohs. Sekarang kau bisa
kembali pulang.”
Voohs membuang
pisaunya dan menggendong Sun lalu membawanya pergi dari hadapan Tn.Dark dengan
tatapan kemarahan & kehancuran yang sangat dalam.
Tn.Dark: (memungut pisau itu sambil tertawa kecil) “Kehancuran
sudah dimulai.”
***
Maxsi dan Fanny
duduk berjauhan. Sesekali memandang dengan harap yang tak pasti.
Petir
menyambar, Tn.Dark pun datang
Tn.Dark: “Apa yang kau
tunggu lagi Maxsi? Bunuh dia sekarang.”
Fanny
terperanjat, berdiri dan menjauh perlahan dari Maxsi.
Elf(Maxsi): “Tidak.(mendekati
Fanny,mencoba melindunginya)
Tn.Dark: (menyodorkan
pisau)”Ini..bunuh dia sekarang. Apa kau tak ingin menyusul Voohs?”
Elf(Maxsi): “Apa?! Kau ini benar-benar!” (mengepal tangannya dan marah saat tau apa yang sudah terjadi
pada Voohs)
Tn.Dark: “Kalau kau menolak, aku yang akan
melakukannya.” (ekspresi mengancam)
Elf(Maxsi): (menunduk
pasrah & melepas tangan Fanny, menatap Tn.Dark penuh kebencian)
“Coba saja kalau kau berani.”
Tn.Dark: (terlihat
sedikit takut) “Kau manusia..kali ini kau kulepaskan. Tapi lihat, apapun
yang kalian lakukan, kalian tak akan pernah bahagia!” (pergi)
Elf(Maxsi): “Pergilah..”
Maxsi dan Fanny hanya
saling bertatapan, perlahan menjauh dan menghilang.
Di taman.. Rain
menghampiri Moon yang duduk sendiri.
Elf(Moon): “Apa yang harus kulakukan lagi?
Pergilah.. biarkan aku yang menanggung segalanya. Kau pergilah. Bersembunyilah
diduniamu ini, sebelum ayahku menemukanmu.”
Rain: “Tak bisakah kau ikut denganku? (A whole New World)
Petir menghantarkan
Tn.Dark..
(Close to you-Karen
Mok)
Tn.Dark: “Moon anakku, bunuh dia! Sekarang!
Sekarang!” (menodongkan pisaunya)
Elf(Moon): (mengambil
pisau itu lalu melemparkannya) “Tidak Ayah! Bunuh aku juga, kalau memang
harus membunuhnya.. (menggenggam tangan Rain)
Tn.Dark: “Apa kau bilang?! Apa kau tak mau
menyusul Voohs dan Maxsi pulang?”
Elf(Moon): (terdiam,
memandang tak percaya)
Rain: “Biarkan kami tetap bersama” (menggenggam tangan Moon makin erat)
Elf(Moon): “Ya! Apapun yang Ayah katakan,
kami akan tetap bersama!”
Tn.Dark: “Kau! (petir
menyambar) baiklah! Hiduplah dengan ilusi cinta kalian. (mengarahkan tangannya-memberi batas) (petir sahut-menyahut dan hujan pun turun) Inilah
batas yang tak akan pernah kalian lewati. Dengan cinta sebesar apapun, Elf dan
manusia tak akan pernah menyatu!” (pergi)
***
Waktu terlalu lama berlalu…
Terlalu
lama.. untuk ku hanya menatap matamu, tersenyum dengan harap yang tak pasti, berangan
kubisa genggam tangan itu tuk sesaat saja-peluk erat tubuh itu tuk sedetik
saja..
Hanya
inikah yang dapat kulakukan? Memendangimu, tersenyum seakan semuanya baik..dan
melihatmu perlahan melemah
Inikah Cinta yang begitu
menyesakkan?
Batas
inikah yang terlalu membuatku tak berdaya.. hanya dapat melihat kepergianmu
perlahan-lahan
Melihatmu
selalu berkata kau mencintaiku hanya menjadi rajam bagiku
Tak bisakah batas ini hancur?
Tak bisakah?! Tak bisakah batas ini hancur?!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
(Rain berjalan dengan
tubuhnya yang hamper tak memiliki daya lagi. Menghanpiri Moon, meletakkan kedua
telapak tangannya-menyentuh telapak tangan Moon… berbisik ‘Jangan menyesal
karna mencintaiku..karna aku tak akan pernah menyesal pernah dan akan selalu
mencintaimu’ lalu mati.)
Elf(Moon): “Raiiiiiinnn!!!” (berteriak)(hujan turun
dengan lebatnya disertai petir dan angin kencang)
(Rapuh-Agnez Monica)
***
Kini..
tak
ada jutaan kata yang mampu ungkapkan kerinduanku
tak
ada ribuan doa yang bisa dipanjatkan tuk dikabulkan
tak perlu lagi seribu angsa itu
bahkan
ratusan lagu yang pernah kau nyayikan..puluhan purnama yang pernah kau
abaikan..dan juga belasan tahunmu itu..
semuannya
tak lagi bermakna
karna
satu hari yang kau selalu tunggu itu..tak akan pernah datang..tak akan pernah…
Batas waktu ini sudahlah cukup
buatku mengerti..
Cinta kita bagaikan sebuah Symphony,
ya.. Symphony Cinta Dua Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar